Penulis: Patrick Kellan
Penerbit: Rumah Imaji
Genre: Fiksi/Novel
Tahun terbit: Cetakan Kedua, 2019
Peresensi: Ummi Tanzila
Novel berlatar kebudayaan ini menjadi salah satu buku jagoan pengarangnya, Patrick Kellan. Penulis yang namanya besar dari platform facebook ini menyajikan cerita komedi romantis dengan setting tahun 1920-an. Mengangkat budaya Jawa dengan gaya hidup kekinian, sehingga pembaca tidak kesulitan untuk ikut masuk ke dalam cerita.
Dari judulnya, Love Van Java, sudah mewakili keseluruhan isi buku. Berbahasa Inggris, namun ada kata Jawa di sana. Kekinian, namun berlatar kebudayaan Jawa.
Desainnya elegan, warna hitam-emas dengan aksen garis lengkung khas ukiran di budaya Jawa. Huruf O diganti dengan gambar liontin biru, karena benda itu nantinya menjadi kunci dalam cerita.
Bagi saya, Patrick Kellan termasuk penulis yang mampu mengarang cerita dengan alur yang halus, bahasa yang sederhana, namun ujungnya tak tertebak, penuh kejutan. Itu sudah menjadi karakter di tiap tulisannya, terlebih pada cerpen Patrick yang berjudul Kasih yang Berbeda. Diksinya mengalir, selalu berhasil menguras emosi meski dibaca berulang-ulang. Ia memang penulis yang dekat dengan kehidupan manusia.
Dialog yang disajikan di LVJ ini sesekali menyisipkan bahasa Jawa. Suasana yang dibangun mampu menghanyutkan kita pada kilasan bayangan Jawa tempo dulu.
Sebagai tokoh utama, Wulan yang digambarkan sebagai gadis pemalas, serba tidak bisa, ternyata tidak seburuk itu. Dari awal, Patrick sudah memberikan kepingan-kepingan puzzle yang tersambung sampai akhir cerita.
Sirat kebaikan yang dilakukan Wulan pun terkesan manusiawi, secukupnya, bukan dilebih-lebihkan seperti "malaikat" yang serba mengalah.
Tokoh lainnya, juga memiliki karakter kuat. Raden Ayu Marina yang sempurna dalam kecantikan, anggun, dari keluarga terpandang, ternyata bersifat culas. Dengan apik dijelaskan alasan apa yang mendasarinya melakukan kecurangan-kecurangan yang dilakukan dalam keluarga besar Adipati Arya.
Sang lelaki idaman, Raden Mas Arun, bisa kita bayangkan sebagai pangeran berkuda dengan kesempurnaan berburu di hutan, lengkap dengan panah dan busurnya. Ia tampan mempesona, menjadi rebutan wanita seluruh desa, mulai dari yang berdarah biru, hingga rakyat jelata.
Padanyalah percikan komedi romantis dibubuhkan penulis. Salah tingkah saat berada di depan wanita yang disukainya, hingga melakukan hal konyol yang memalukan, tidak sepatutnya terjadi karena posisinya sebagai putra adipati.
Novel ini memiliki alur yang susah dinyana, banyak kejutan, penuh intrik juga adegan menggelitik. Tiap membaca ulang seperti menemukan benang merah yang baru. Cerita seperti inilah yang membangkitkan pikiran karena tidak serta merta dijelaskan dengan gamblang. Pembaca dipersilakan menebak dan berimajinasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar