Judul Buku: Cahaya Penerang Jiwa (Terjemah Kitab Risalah Ahlissuunnah wal Jama’ah)
Penulis: Hadrastussyaikh K.H. M. Hasyim Asy’ari
Penerbit: Pustaka Tebuireng
Cetakan: IV
Tahun Terbit: 2020
Genre: Non Fiksi
Alih Bahasa: Tim Dosen Ma’had Aly Hasyim Asy’ari
Peresensi: Ulfiana
Di era di mana informasi dapat diakses serba cepat ini, kita harus terus membekali diri dengan wawasan agar tidak terbawa oleh arus yang semakin hari semakin membingungkan. Banyak sekali orang yang menyebarkan tentang paham bid’ah- sunnah melalui media sosial. Sehingga, setelah membaca postingan yang banyak tersebar di linimasa, tidak sedikit orang yang mudah memberikan stempel bid’ah dan sesat terhadap apa saja yang dilakukan sesama pemeluk agamanya yang menurutnya tidak ada di masa Nabi. Padahal, hal-hal yang dilakukan oleh umat Muslim tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Islam, misalnya perayaan maulid.
Untuk mengetahui tentang bid’ah-sunnah ini kita tidak bisa hanya berbekal broadcast dari grup-grup media sosial. Buku karya Mbah Hasyim Asy’ari ini dapat menjadi rujukan bagi kita untuk mengetahui tentang bid’ah-sunnah dengan mendetail. Sehingga kita tidak mudah menghukumi setiap hal yang dilakukan oleh umat Islam lainnya. Di dalam buku tersebut dijelaskan mengenai pembagian bid’ah yang manatidak semua bid’ah itu dilarang, seperti mempelajari ilmu Nahwu.
Mbah Hasyim Asy’ari juga menuliskan tentang keteguhan orang Jawa dalam berpegang pada ahlusunnah wal jama’ah. Namun seiring berjalannya waktu pemahaman-pemahaman tentang akidah ahlussunnah wal jama’ah ini dikaburkan dengan kedatangan paham-paham yang memandang sesuatu hanya dari segi hitam dan putih, haram dan tidak.
Lebih lanjut Mbah Hasyim Asy’ari pun memberikan penjelasan mengenai kewajiban untuk taklid terhadap orang yang tidak memiliki keahlian ijtihad. Hal ini sebagaimana yang diperintahkan oleh al-Qur’an agar kita bertanya kepada ahlinya jika kita tidak memiliki kapasitas dalam keilmuan tersebut. Jadi, sikap untuk taklid kepada ahlinya dituliskan oleh Mbah Hasyim Asy’ari sudah masuk dalam tingkatan wajib, bukan lagi mubah.
Buku ini dipungkasi dengan bab mengenai tanda hari kiamat. Mbah Hasyim menyampaikan bagaimana pandangan-pandangan mengenai tanda hari kiamat menurut aliran akidah di dalam Islam. Sehingga kita sebagai pembaca tidak akan kebingungan dengan pemahaman dari kelompok lain.
Tidak dapat dipungkiri, Islam memang memiliki banyak sekali aliran dalam bidang teologi, dimulai dari kemunculan Khawarij, Murji’ah, Syi’ah, Mu’tazilah, Ahlussunnah wal Jama’ah dan sebagainya. Keragaman aliran dalam bidang akidah tersebut merupakan khazanah di dalam Islam namun tidak sedikit yang saling mengkafirkan dan menyesatkan. Bukankah batasan antar aliran tersebut adalah tidak saling mengusik masing-masing paham? Tidak saling menyesatkan?
Buku Mbah Hasyim ini adalah salah satu alternatif untuk mengetahui tentang bagaimana ajaran mengenai ahlussunnah wal jama’ah agar kita tidak mudah hanyut dalam tulisan-tulisan yang seliweran di media massa. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar