sumber: mizanstore |
Penulis: Kalis Mardiasih
Penerbit: PT. Mizan Pustaka
Tahun terbit: April / 2020
Jumlah halaman: 125
Genre: Nonfiksi
Peresensi: Dian Nur Hidayah
Buku ini sudah diresensi sebelumnya di web perempuan membaca tapi izinkanlah saya meresensi buku yang sempat hilang dari rak buku karena terselip dan belum lama ditemukan dalam kondisi masih berplastik.huhuhu...
Membaca buku Kalis ini selalu mengasyikkan. Buku yang tidak tebal dan sangat ringan dibaca tapi bermakna sangat dalam, menenggelamkan dan membuka fikiran. Terutama bagi kita perempuan yang seringkali merasa terpinggirkan dan minim pembelaan.
Buku tentang perempuan banyak ditulis oleh laki-laki dengan sudut pandang laki-laki yang seringkali tidak memahami benar bagaimana kondisi perempuan, hanya sibuk memberi petuah dan dalil agar wanita tunduk patuh dan tanpa kuasa. Buku tentang perempuan yang ditulis perempuan ini, menjadi oase, menghilangkan rasa haus akan buku-buku yang memperjuangkan hak-hak wanita dan bagaimana seharusnya wanita saling memahami.
Buku ini mengingatkan saya pada kisah tukang pijet keluarga. Dia bercerita sedih sekali, suatu waktu memijat seorang perempuan dengan alat kelamin yang membusuk karena disetubuhi suaminya seminggu setelah melahirkan. Akhirnya ia meninggal. Anak perempuan ini konon menikah setelah lulus smp dan suaminya seorang duda. Fenomena ini pastinya sangat menyakitkan kaum perempuan pada umumnya. Dan saya yakin musibah yang merugikan kaum wanita ini tidak sedikit. Seperti juga kisah Yuyun dan Enno yang diceritakan Kalis di buku ini, diperkosa dan mati mengenaskan.
Lalu adakah solusi untuk menghentikan kejadian demi kejadian yang sama dan berulang? Apakah pemerintah memperhatikan ini sebagai peristiwa penting yang pantas dibicarakan di meja-meja para pejabat? Akankah tokoh agama memandangnya sebagai fenomena serius ketimbang mendalil soal ketaatan wanita atau berjualan busana syar'i saja? Akankah negara dan agama menjadi solusi bagi janda-janda yang miskin yang tidak ada daya selain berjuang menghidupi keluarga?
Kalis menarik kita untuk bercermin dan memahami hakikat perempuan dari berbagai aspek. Bagaimana perempuan harus saling memahami dan membantu. Dan yang menarik sekali, saat Kalis menceritakan perihal bapaknya di hal.41. Kalis terlahir dari orang tua yang memahami dan memperjuangkan hak-hak perempuan. Mengajar janda-janda miskin dan anaknya.
"Dulu, sebagai perempuan,mereka tidak beruntung mendapat pendidikan sepertimu. Kesadaran itu kan tidak datang tiba-tiba"
Saat ada anak laki-laki yang ikut mengaji pun, bapaknya mengajarkan agar mereka menjadi laki-laki yang bertanggung jawab pada diri sendiri, dan tidak melakukan kekerasan kepada teman perempuan mereka.
Perjuangan bapaknya menjadikan Kalis seorang perempuan yang kritis dan aktif berkampanye membela wanita. Seperti halnya 3 ulama idolanya, Gusdur, Gusmus dan Prof. Quraish shihab yang "menempatkan" perempuan dengan sangat mulia dan memiliki anak-anak perempuan yang begitu hebat dan bermanfaat.
Buku Kalis ini tidak hanya cocok dibaca kaum wanita tapi laki-laki semestinya mau menyelaminya. Bahwa perempuan hebat juga terlahir dari para lelaki yang begitu hebat memperjuangkan hak-hak kemanusiaan wanita.
Seperti halnya wanita-wanita tangguh yang ada di sekeliling Nabi Muhammad S.A.W. Ummu salamah dan Aisyah contohnya. Seharusnya wanita pun tidak boleh dipandang sebelah mata
"Eksistensi wanita itu ada dan penting"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar